Cara Rahasia Menjadi Seperti Perawan Kembali

Senin, 28 Juni 2010

Buah Pelir Terpuntir = Kegawatdarutan bagi Pria!


KURANGI RESIKO DAN BANTU KESEMBUHAN BUAH PELIR TURUN ( ORCHIDOPTOSIS ) DENGANKONSUMSI RUTIN BIN MUHSIN FENNEL UNTUK PEMESANAN HUBUNGI BIN MUHSIN HP: 085227044550 Tlp: 021-91913103 SMS ONLY: 081213143797@MyYM @MyFacebook @MyTwitter @MyYuwie @MyFriendsterbinmuhsin_group@yahoo.co.id BELANJA ONLINE KLIK www.binmuhsingroup.com
===

Ada satu kondisi yang wajib dikenali oleh semua pria terkait dengan senjata biologisnya, yaitu kejadian Torsio Testis. Torsio testis merupakan suatu kegawatdaruratan yang merupakan akibat dari terpuntirnya saluran funikulus sprematikus (kabelnya testis). Terpuntirnya saluran tersebut berbahaya karena di dalam saluran itu terdapat pembuluh darah yang mensuplai nutrisi bagi buah pelir laki-laki, jadi jika pembuluh darah itu terpuntir maka buah pelir akan mati karena tidak mendapat nutrisi. Tentu saja kematian buah pelir merupakan malapetaka bagi kaum Adam yang ingin menghasilkan keturunan. Untungnya buah pelir itu diciptakan Yang Maha Kuasa berjumlah 2 buah, sehingga umumnya kematian satu buah pelir tidak banyak mengganggu fertilitas asalkan buah pelir satunya berfungsi dengan baik.

Torsio testis, sekali lagi, merupakan kegawatdaruratan, artinya ketika kecurigaan bahwa hal ini mungkin terjadi maka ke ahli bedah urologi lah segera tujuannya, atau minimal ke dokter umum lainnya. Waktu toleransi dari kejadian hingga testis sungguh-sungguh mati adalah hanya 6 jam! Jika lewat dari waktu itu, pada umumnya testis sudah tidak akan kembali berfungsi lagi dengan cara apapun.

Torsio testis umumnya terjadi pada anak laki-laki muda, tersering usia 20 tahun ke bawah, tetapi tentunya usia lebih tua pun masih mungkin terjadi apalagi jika dulu punya riwayat terjadinya torsio pada salah satu buah pelirnya. Seperti yang kita ketahui (tentunya kaum lelaki lebih tahu dalam hal ini), testis tergantung dalam kantung skrotum (zakar) masing-masing oleh kabel yang bernama funikulus spermatikus. Telur pada laki-laki memang unik karena berada di luar tubuh tidak seperti koleganya yang wanita, dimana telur (ovarium) terjadi di dalam perut. Hal ini sebenarnya, lagi-lagi, hadiah Yang Maha Esa, karena ternyata sel-sel sperma memang tidak tahan suhu terlalu panas seperti sepanas badan (36-an derajad celcius), jadi dengan menggantung agak keluar tubuh produksi sperma beserta penyimpanannya dapat optimal karena memang di zakar suhunya lebih rendah dari suhu di dalam perut. Namun sayangnya karena posisinya yang menggantung itu buah pelir gampang terpuntir.

Umumnya kelainan ini banyak terjadi pada olahragawan yang banyak bergerak, misalnya lari disertai loncat-loncat,olahraga games seperti basket dan sepakbola, dan juga pada olahraga bela diri semacam taekwondo. Intinya kejadian puntiran seringkali terjadi pada gerakan yang berupa regangan berlebih pada selangkangan yang berulang-ulang. Segera setelah aktivitas itu dapat dirasakan sakit yang luar biasa di daerah pelir, bisa sampai mual dan muntah-muntah. Tampak daerah kantung zakar bengkak, merah serta posisi pelir didalamnya memendek karena berubah letak menjadi lebih horizontal (karena pengaruh kabelnya yang terbelit). Jika hal ini terjadi, entah Anda ragu atau tidak akan kejadian torsio, sebaiknya segeralah ke dokter ahlinya karena waktu penyelamatan tidak banyak yaitu <>

Apa yang akan dilakukan dokter setelah memeriksa Anda? Umumnya untuk memastikan kasus yang berada dalam zona abu-abu, dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan USG, biasanya dari USG inilah diagnosa dengan lebih tepat dapat ditegakkan. Jikalau memang benar torsio yang terjadi, mau tidak mau naik meja bedah adalah satu-satunya tindakan penyelamat. Testis akan diperiksa saat operasi apakah masih mungkin hidup atau tidak, jikalau tidak mau tidak mau testis harus diangkat. Biasanya tindakan operatif diikuti pula dengan melekatkan (fixasi) testis satunya yang normal sebagai upaya pencegahan terjadinya torsio pada sisi satunya, karena memang resiko torsio untuk terulang memang cukup besar. Tindakan preventif berupa fixasi itu terutama lagi dilakukan pada testis yang satunya sudah mati dan diangkat karena dengan demikian testis yang masih normal menjadi tinggi nilainya (harta mahal), sehingga upaya pencegahan terulangnya torsio adalah menjadi sangat penting.

Bagaimana jika ke dokternya telat atau lebih dari 6 jam? Walaupun sudah lewat dari 6 jam, segera ke dokter masih diwajibkan. Pembedahan akan dilakukan pula untuk memeriksa apakah testi masih dapat diselamatkan (kans nya sekitar 5-10 % saja), tetapi yang terpenting adalah untuk fixasi testis satunya agar kejadian tidak berulang. Jadi untuk kasus akut, torsio testis yang terjadi kurang dari 6 jam atau lebih tetap merupakan kegawat daruratan media yang harus segera dikenali dan diterapi dengan bedah.

Pada beberapa kasus, torsio terjadinya ringan saja sehingga nyerinyapun hilang timbul dan kurang kentara, disini yang terjadi adalah torsio kronik. Seringkali kasus seperti ini tidak pernah membawa pasien ke dokter karena gejalanya memang tidak mengganggu, namun sayangnya proses kematian tetap terus berlangsung, walau dengan lebih perlahan. Dalam waktu lebihd ari 6 bulan gejalanya adalah testis bersangkutan akan menciut karena mati dan tidak disuplai pembuluh darah. Jika testis yang menciut ini terjadi sebaiknya kecurigaan ke arah torsio kronik perlu dicurigai dan lagi-lagi Anda harus ke dokter, namun kali ini bukan untuk menyelamatkan si testis yang menciut itu melainkan menyelamatkan si testis ‘mahal’ satunya yang masih hidup untuk difixasi sebagi upaya preventif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar