===
- Komponen aktif anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan.
- Meningkatkan peristaltik saluran cerna. Merangsang mengeluarkan kentut
- Menghilangkan dingin dan dahak
- Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anesaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang nafsu makan
- Dari penelitian manusia dewasa, ditemukan bahwa fennel / adas ( bin muhsin fennel ) mempunyai efek menghancurkan batu ginjal.
- Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah.
Jamu Gendong Berkhasiat ''Mantu''
SIAPA yang tidak kenal jamu gendong? Bagi mereka yang berusia lanjut, jamu gendong tetap menjadi pilihan dikala sakit. Ramuan dari jamu ini dipercaya bisa mengobati penyakit tertentu, seperti hilangkan rasa sakit di punggung, encok, dan rematik.
Sedangkan bagi yang berusia lebih muda, ramuan jamu gendong dipercaya berkhasiat sebagai obat kuat, sari rapat sampai memperlancar air susu ibu (ASI).
Berbicara soal jamu gendong, ada hal menarik yang terungkap dari hasil penelitian yang dilakukan Dr Sri Sulistiorini salah satu dosen Universitas Negeri Semarang (Unnes). Dia menemukan bahan pembuatan jamu gendong ternyata selalu terdiri atas dua jenis, seperti kunir-asam, beras-kencur, cabe-lempuyang, kunci-suruh, adas-pulowaras dan lain-lain.
Mengapa demikian? Menurut pengakuan salah satu penjual jamu gendong, Sumiyati (43), campuran dua jenis bahan tersebut sesuai dengan khasiat dan manfaatnya. ''Bahan-bahan itu juga semacam mantra agar memperoleh kesembuhan,'' katanya saat ditemui Suara Merdeka di sebuah warung pinggir Jalan Raya Ngaliyan-Mijen.
Dia lalu menjelaskan, jamu adas-pulowaras memiliki khasiat bisa menyembuhkan dan merupakan semacam doa agar si sakit cepat memperoleh kesarasan (kesehatan) setelah meminumnya. ''Saya tahu itu dari ibu saya,'' katanya yang mengaku berasal dari Mijen.
Kepercayaan yang telah tertanam lama tentang khasiat inilah yang menjadi salah satu penyebab jamu gendong tetap eksis di tengah masyarakat. Meski menghadapi persaingan dengan jamu modern berbentuk pil, serbuk, hingga cairan tinggal tenggak yang dipromosikan secara besar-besar di koran maupun televisi.
Ada lagi, faktor keunggulan jamu gendong yang membuat tetap berkhasiat, sehingga tetap diminati masyarakat, yaitu kebersihan, jumlah takaran yang pas dan kematangan/umur bahan-bahan tersebut untuk membuat jamu.
Penelitian yang dilakukan Dr Sri Sulistiorini mengenai aspek higienis (kebersihan) dan jumlah takaran dalam pembuatan jamu gendong menyebutkan, cara pengolahan yang bersih dapat menghasilkan jamu yang memenuhi syarat, baik untuk bakteri E Coli dan jamur. ''Pembuatan jamu gendong dengan takaran standar 10 persen siplisia dapat menghasilkan jamu bermutu dan berkhasiat,'' katanya.
Menurut Sulistiorini, untuk memperoleh jamu yang berkhasiat ''mantu'' yaitu aman dan bermutu, dalam membuat jamu sebaiknya menggunakan air masak dan menggunakan takaran 10% siplisia Formularium obat tradisional. ''Jamu kunir-asam dengan perbandingan kunir 3 ons, asam 2 ons, gula merah atau aren 3 ons, gula pasir 3,5 ons, garam 0,25 sendok makan dan air 5 liter akan memenuhi kasiat yang diharapkan, '' jelasnya.
Penelitian ini merupakan desertasi Sulistiorini yang berjudul ''Faktor Determinan yang Mempengaruhi Perilaku dalam Pemilihan Bahan Pengolahan dan Pelayanan Jamu Gendong'' yang berhasil dipertahankannya dalam ujian terbuka dewan penguji program Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair. Tim penguji terdiri atas Prof Dr dr Hj Rika Subarniati Triyoga SKM, Prof dr H Soeprapto AS DPH, Dr dr Hj Tri Martiana MS, Prof Soeparman Kardi MSc PhD, Prof Dr Hj Arsiniati MB, dan dr Fuad Amsyari MPH PhD beberapa waktu lalu.
''Adhas pulawaras, ngombe jamu cepet bergas lan waras (Adas-pulowaras, minum jamu cepat sehat dan sembuh-Red),'' katanya. (Widodo Prasetyo-73)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar