Ketika mengarungi dunia maya, ia menemukan ada banyak reklame produk suplemen yang berbahan kulit manggis. Dipromosikan bahwa minuman sari kulit manggis itu mengandung antioksidan tinggi, sehingga ampuh menangkal radikal bebas dan penuaan, serta meningkatkan kekebalan tubuh.
Dinyatakan pula bahwa keajaiban sari kulit manggis ini dapat meringankan sekitar 70-an macam gangguan kesehatan.
Di antaranya stroke, kanker, diabetes, jantung, hipertensi, nyeri akibat sindroma terowongan karpal, menurunkan kadar gula darah tinggi, meringankan psoriasis, serta sederet masalah lainnya.
Dengan semua keunggulan tersebut, pantas saja harga sebotol sari kulit manggis yang ukurannya tak lebih dari 300 ml bisa mencapai 200 ribu rupiah. Dan orang yang ingin sehat biasanya tak peduli harga tinggi. Di sisi lain, banyak orang yang makin tertarik untuk meraup keuntungan dari bisnis kulit manggis ini.
Diburu banyak peminat
Mereka yang biasa mengutak-atik atau mendalami tanaman obat (herba) biasanya sudah mengenal dan memanfaatkan tanaman manggis, terutama buah dan daunnya, untuk diolah menjadi obat alami. Namun, soal manfaat kulit manggis, baru belakangan ini "naik daun". Warna kulit manggis yang ungu diyakini kaya akan zat antioksidan kuat.
Seorang teman yang tinggal di Jerman juga mengatakan bahwa di negara itu khasiat kulit manggis sedang diperbincangkan. Banyak orang kini sibuk mencari hasil riset maupun kajian ilmiah tentang kulit manggis dan kemudian berencana membuat ekstrak kulit manggis yang memiliki nilai jual tinggi.
Di dalam negeri, segelintir orang mulai berminat berbisnis maupun mencoba beralih profesi menjadi petani buah manggis. Alasannya sama, tak terlalu peduli buah, tapi kulitnya. Apalagi banyak "peminat" yang siap membeli kulit manggis.
Sudah lama sebenarnya kulit manggis diketahui berkhasiat. Meski hanya mengandalkan testimoni atau pengalaman empiris, sudah cukup membuat manggis populer. Meski begitu, untuk kalangan peneliti maupun ahli obat alami, tak cukup "sekadar" kesimpulan empiris menyangkut manfaatnya.
Tak heran, dalam 20 tahun terakhir penelitian dan pemanfaatan tanaman obat terus meningkat, terutama sesudah peristiwa thalidomide di tahun 1950-1960. Saat itu sedikitnya 2.000 bayi lahir dalam kondisi cacat, tanpa memiliki lengan atau tungkai.
Setelah ditelusuri, cacatnya bayi-bayi tersebut diakibatkan saat hamil, ibu mengonsumsi thalidomide, yang mengandung enantiomer sebagai zat penenang. Obat itu pun dinyatakan hanya boleh didapat dengan resep dokter.
Baru pada November 1962, thalidomide ditarik dan pasaran. Sejak saat itulah seruan back to nature dalam bidang kesehatan mulai digencarkan. Di Indonesia, gerakan itu baru mulai "terasa" sepuluh tahun terakhir.
Seluruh Bagian Berkhasiat
Sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati melimpah, Indonesia memiliki sumber tanaman herbal yang tiada habisnya. Salah satu tanaman yang berkhasiat obat, yaitu manggis. Tak hanya nikmat disantap sebagai buah segar, manggis juga memiliki sejumlah kemampuan.
Bahkan hampir semua bagian tanaman buah ini menyimpan khasiat. Secara tradisional manggis digunakan sebagai obat sariawan, wasir, dan luka karena kemampuan antiinflamasi atau antiperadangan.
Salah satu paparan tentang khasiat buah manggis diungkapkan oleh Prof. Dr.H.R. Sidik, guru besar Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dijelaskan bahwa tumbuhan bernama Latin Garcinia mangostana ini memiliki batang kayu keras. Cabangnya teratur, berkulit cokelat, dan bergetah. Kulit kayunya dapat mengobati penyakit disentri, diare, dan sariawan mulut.
Untuk mengobati disentri, kulit dua buah manggis dicuci, dipotong-potong, dan direbus dengan empat gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya. Rebusan kulit manggis yang sudah dingin dan disaring bisa ditambah madu. Minum dua kali sehari dan lihat hasil pengobatannya terhadap penyakit disentri yang diderita.
"Sama dengan pengobatan penyakit disentri, untuk menyembuhkan diare, tinggal melakukan langkah serupa. Tapi, volume airnya lebih sedikit, hanya tiga gelas," kata anggota Panitia Nasional Pengembangan Tumbuhan Obat Departemen Kesehatan ini.
Untuk mengobati sariawan, langkah yang dilakukan sama saja dengan prosedur pembuatan ramuan penyembuh diare. Hanya, air rebusan hasil saringan cukup digunakan untuk berkumur kumur. Lakukan tiga sampai enam kali dalam sehari.
Hambat Bakteri
Dalam paparannya, Prof. Sidik juga menjelaskan aspek farmakologis dari tanaman manggis yang diperoleh dari sejumlah penelitian. Kulit buah manggis diketahui mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri.
"Kulit buah manggis juga bersifat antijamur," ujarnya. Aktivitas antijamur hasil isolasi beberapa xanton (salah satu jenis zat warna pada manggis) yang berasal dari kulit buah manggis dan beberapa derivat mangostin terhadap jamur Fusarium oxysporum
f. sp. Vasinfectum, Alternaria tenuis, dan Drechela oryzae dapat menghambat pertumbuhan semua jamur tersebut.
Telah dilakukan pula penelitian terhadap aktivitas xanton dalam kulit manggis terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif, alfamangostin, yang merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar 1,57-12,5 µg/mL.
Penelitian antiinflamasi dari kulit buah manggis dilakukan dengan menggunakan mangostin dari ekstrak etanol 40 persen mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pelepasan histamin dan sintesis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi. Ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai efek meredam radikal bebas yang kuat.
Menangkis kanker
Selain itu, ekstrak metanol mangostin dari kulit buah manggis dapat menghambat sel kanker dan menyebabkan apoptosis pada sel kanker payudara serta menghambat produksi spesies oksigen reaktif sebagai radikal bebas. Berdasarkan penelitian tersebut, mangostin dari ekstrak metanol kulit buah manggis mempunyai potensi sebagai kemopreventif terhadap kanker.
Studi terhadap aktivitas antikanker pada enam xanton yang diekstraksi dari kulit buah manggis secara invitro pada sel leukemia manusia diperoleh hasil bahwa semua xanton yang diuji menghambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis. Efek terkuat dalam menghambat pertumbuhan sel kanker tersebut dilakukan oleh alfamangostin.
Melihat kandungan kimia yang dimiliki manggis, terutama bagian kulitnya, potensi untuk dilakukan penelitian lebih lanjut cukup besar, baik dalam bidang farmasi maupun bidang lainnya. Beberapa fakta tersebut menjadikan kulit manggis kini mulai menarik minat banyak orang di banyak negara.
Yang terpenting dengan ditemukannya khasiat "ajaib" kulit manggis, diharapkan akan ditemukan obat alami yang lebih efektif mengobati penyakit-penyakit berat yang mematikan, seperti kanker.
Ratu Buah Tropis
Manggis (Garcinia mangostana L.) adalah sejenis pohon hijau abadi dari daerah tropika yang diyakini berasal dari Kepulauan Nusantara. Itulah sebab, banyak pihak yang meyakini buah yang satu ini asli Indonesia
secara fisik, pohon manggis mampu tumbuh mencapai 7 hingga 25 meter. Bentuknya khas dengan kulit berwarna merah keunguan ketika matang, meski ada juga varian yang kulitnya berwarna merah.
Manggis berkerabat dengan kokam, asam kandis, dan asam gelugur, rempah bumbu dapur dari tradisi boga India dan Sumatera.
Buah ini merupakan spesies terbaik dari genus Garcinia. Manggis termasuk buah eksotik yang sangat digemari konsumen, baik didalam maupun luar negeri, karena rasanya lezat, bentuk buah yang indah, dan tekstur daging buah yang putih halus.
Tidak heran, manggis mendapat julukan Queen of Tropical Fruits (ratunya buah-buah tropis).
Asli Jambi, Bukan Malaysia
Kalangan ilmuwan hortikultura dari Indonesia mengungkapkan sebuah fakta baru: buah manggis yang selama ini lebih dikenal sebagai buah asal Malaysia sebenarnya merupakan buah asli Indonesia. Tentu saja ini bukan asal klaim, seperti yang selama ini sering dilakukan oleh negeri jiran itu.
Ketua Masyarakat Ilmuwan Hortikultura Internasional (ISHS), Prof. Dr. Roedhy Poerwanto, MSc, mengungkapkan bahwa hingga saat ini literatur atau bahan bacaan ilmiah yang beredar di seluruh dunia menyebutkan manggis adalah buah Malaysia. Hal itu karena adanya "tetua" manggis yang nama spesiesnya Malaccensis, sehingga diperkirakan dari Malaka atau Malaysia. Padahal, menurut Ketua Perhimpunan Hortikultura Indonesia itu, spesies Malaccensis dan Hombroinina yang menurunkan manggis Indonesia sejak dulu sudah banyak terdapat di Jambi.
Dengan bukti tersebut, tambahnya, buku-buku teks yang menyebutkan manggis buah asal Malaysia perlu diperbaiki dan ke depan harus menyebutkan manggis adalah buah asal Indonesia.
Roedhy menambahkan, para ilmuwan Indonesia telah mengajukan bukti bahwa manggis merupakan buah asli Indonesia dalam simposium internasional tentang buah-buahan tropis dan subtropis ke-4 di Bogor, Jawa Barat, yang diikuti kalangan ilmuwan hortikultura dari seluruh dunia, pada tahun 2008.
Para peserta yang umumnya ilmuwan hortikultura itu menyambut positif bukti-bukti dan penjelasan yang diajukan Indonesia dan ini jelas semakin menguatkan bahwa manggis memang buah asli Indonesia.
Simposium yang diikuti kalangan ilmuwan hortikultura dari berbagai negara tersebut diadakan setiap empat tahun sekali. Tahun 1996 diadakan di Thailand, kemudian pada tahun 2000 di Australia, dan 2004 di Brasil.
Manfaat Kulit dan Isinya
Tak adil rasanya hanya mengupas keunggulan kulitnya dan melupakan isi manggis yang putih berseri. Apa saja khasiat sang ratu buah tropis ini?
Buah Manggis
Sangat menyegarkan, mengandung gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Komposisi bagian buah yang dimakan per 100 gram meliputi 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, vitamin B (tiamin) 0,09 mg, vitamin B2 (riboflavin) 0,06 mg, dan vitamin B5 (niasin) 0,1 mg. Kebanyakan buah manggis dikonsumsi dalam keadaan segar.
Kulit Manggis
• Kulit manggis bisa dimanfaatkan sebagai pewarna alami dan bahan baku obat-obatan. Kulit ini mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostenon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfamangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin, dan gartanin.
Senyawa xanton hanya dihasilkan oleh genus Garcinia. Di luar negeri kulit manggis sudah dimanfaatkan sebagai suplemen diet, antioksidan, dan antikanker.
• Menurut Dr. Berna Elya, peneliti di Departemen Farmasi Universitas Indonesia, khasiat xanton bukan hanya antioksidan, tapi juga antikanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker. Selain itu, ekstrak ini juga bersifat apoptosis, penghancur sel kanker.
Xanton mampu merawat beberapa jenis kanker seperti kanker hati, pencernaan, paru-paru. Xanton dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit tuberkulosis (TBC), asma, leukemia, serta sebagai antiinflamasi dan antidiare. Diungkapkan Dr. Berna, selain antikanker dan antioksidan, juga mujarab untuk mengatasi jantung koroner dan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama bagi pengidap HIV/AIDS.
• Hasil penelitian menunjukkan, ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker payudara, lever, dan leukemia. Juga biasa digunakan sebagai antihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan penurun tekanan darah tinggi. (portal.cbn) www.suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar